Langsung ke konten utama

Masak Lembeng Bisa Membunuh?


SELAIN pihak keluarga, tetangga tersangka pembunuh Fauzin Suyanto juga kaget dengan ditangkapnya Rudi Hartono. Maklum, di kampungnya, Rudi dikenal sebagai anak pendiam. Karena itu sebagian besar tetangga tak percaya Rangga, sapaan akrab Rudi Hartono, pelaku pembunuhan Fauzin.

“Saya lihat beritanya di TV dan koran, tapi nggak nyangka kalau yang membunuh ternyata tetangga saya sendiri. Aneh aja mas, wong Rangga itu sangat pendiam,” kata Abdul Ghofur (37) salah satu tetangga Rudi di rumahnya, Ahad (19/10) kemarin.


Ghofur menambahkan, secara fisik Rangga dinilai para tetangganya tidak mungkin melakukan perbuatan keji, seperti membunuh, tersebut. “Anaknya lembeng. Banci. Masak anak gitu bisa membunuh,” katanya.

Sebi (63), ayah kandung Rudi, lebih kaget lagi saat tahu anaknya ditangkap karena kasus pembunuhan. Dia mengaku tahu jika anaknya ditangkap bukan dari aparat kepolisian melainkan dari tetangga lain.

“Kemarin Bu Kasun yang memberitahu. Katanya melihat anak saya di TV sedang ditangkap polisi. Setelah itu baru datang petugas menjemput istri dan anak saya, katanya mau dijadikan saksi,” kata Sebi.

Soal pribadi anaknya, Sebi membenarkan apa yang diceritakan para tetangganya. Menurutnya, usai lulus SMK Taruna Bhakti di Desa Tembarak, Kecamatan Kertosono, Rangga langsung pamit kerja di Surabaya. Sejak itu dia tidak tahu bagaimana tingkah laku Rudi. “Tapi selama sekolah dia sangat pendiam, berteman lebih banyak dengan perempuan dan tidak ada tindakan neko-neko,” katanya.

Pria yang sehari-hari sebagai tukang becak dan istrinya hanya buruh tani ini tak pernah mengajarkan anaknya berbuat kejahatan. Sejak kecil, Rangga diajarkan mengaji dan kebaikan lain.

“Saya ini orang nggak mampu. Saya selalu ajarkan dia jangan menjahati orang lain. Makanya saya tetap nggak percaya kalau dia tega membunuh,” ungkap Sebi sambil menitikkan air mata. Atas penangkapan terhadap anaknya, Sebi mengaku pasrah dan berharap pemeriksaan dapat membuktikan jika Rangga tak bersalah sehingga bisa kembali dilepaskan.

Batal Bertemu

Sementara itu rencana keluarga Fauzin mendatangi rumah Rudi Hartono di Dusun Purworejo, Desa Karang Pakis, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, gagal dilakukan Ahad kemarin, dengan alasan keamanan. Mereka pun memutuskan menunda dulu pertemuan tersebut.

Sudarsih, kakak Fauzin, mengatakan, keluarganya memang berencana menemui orang tua Rudi yang telah ditetapkan sebagai tersangka pembunuh adiknya. Meski tidak bersedia menjelaskan tujuan kunjungannya tersebut, Sudarsih mengaku hanya ingin mengenal dan mengetahui latar belakang pembunuhan itu.

“Memang tadi pagi keluarga sudah berencana menemui keluarga Rudi di Kediri, tapi kita putuskan ditunda dulu,” ujar Sudarsih.

Sedangkan keponakan Fauzin, Sudarwoto masih meyakini jika kematian kerabatnya masih terkait dengan Ryan. Selain lokasi penemuan mayat Fauzin berada di Jombang, kondisi Rudi yang diketahui sebagai gay memungkinkan untuk memiliki komunitas yang sama dengan Ryan.

“Saya pribadi masih meyakini adanya keterlibatan Ryan dalam pembunuhan ini. Banyak hal yang mendukung itu,” ujarnya.

Untuk menyibak misteri itu, dia berharap polisi bisa mengungkap kasus itu dengan cepat. Ia percaya jika kinerja polisi kali ini tidak akan main-main untuk menebus kasus salah tangkap yang terjadi pada Kemat Cs.

Sekadar diketahui, mayat Fauzin sebelumnya diidentifikasi polisi sebagai Asrori, alias Aldo warga Desa Kalangsemanding Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang. Mayat yang diduga Asrori itu ditemukan di sebuah kebun tebu di Desa/Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Jombang 29 September 2007. Polisi, meyakini Asrori dibunuh oleh Imam Hambali alias Kemat, David Eko Priyanto, dan Maman Sugianto alias Sugik. Kemat dan David telah dinyatakan bersalah divonis 17 dan 12 tahun penjara, sementara Maman masih menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Jombang. (ami/hi)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.