Langsung ke konten utama

Kapolda Akui Salah Tangkap


SURABAYA — Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) mengaku salah tangkap, setelah memastikan belum ada kaitan antara Kemat cs dengan dua tersangka Rudi Hartono dan Jhoni Kristanto dalam kasus pembunuhan Fauzin Suyanto.

“Kami belum menemukan ada kaitan antara Kemat dengan Rudi dan Jhoni,” kata Kepala Polda (Kapolda) Jatim Irjen Herman Suryadi Sumawiredja di Surabaya, Jumat (24/10).

Meskipun tidak secara tegas mengakui adanya salah tangkap, namun Kapolda menyatakan kasus pembunuhan Fauzin tidak ada kaitannya dengan kasus yang menimpa Kemat cs. Menurut Kapolda, hingga kini Polda Jatim masih menganggap hanya dua tersangka yang terlibat dalam kasus pembunuhan Fauzin.Keduanyapun masih diperiksa secara intensif di kantor Polda Jatim, termasuk saksi-saksi yang mengetahui kejadian tersebut.

“Perkembangan terakhir tim penyidik telah menemukan sebuah besi yang didiuga dijadikan alat membunuh Fauzin,” ujar Herman.

Adanya salah tangkap juga semakin kuat karena sejumlah anggota polisi di jajaran Kepolisian Resor (Polres) Jombang pernah diperiksa di bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jatim. Mereka tidak diperkenankan melakukan tugas penyidikan. Bahkan, 11 anggota jajaran Polres Jombang dibebastugaskan sejak kasus tersebut terungkap. “Kini mereka masih diproses untuk dilakukan penindakan,” katanya.

Tiga orang dituduh membunuh Asrori yang jenazahnya ditemukan di kebun tebu di Jombang. Mereka adalah Imam Hambali alias Kemat yang divonis 12 tahun, Devid Eko Priyanto dijatuhi hukuman 17 tahun. (kini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Jombang), dan Maman Sugianto yang sekarang masih diadili di Pengadilan Negeri Jombang.

Namun, belakangan terungkap jenazah di kebun tebu itu adalah Fauzin yang dibunuh oleh tersangka Rudi Hartono dan Jhoni Kritanto. Sedangkan jenazah Asrori ditemukan terkubur di belakang rumah orang tua Ryan, pelaku pembunuhan berantai. Ryan mengaku Asrori dibunuh olehnya.

Sidang Berlanjut

Sementara itu, Majelis hakim di Pengadilan Negeri Jombang yang tetap melanjutkan persidangan terhadap terdakwa Maman Sugianto alias Sugik pada Kamis (23/10) lalu, dengan tuduhan membunuh Moh Asrori menyalahkan Jaksa Penuntut Umum atau JPU. Moh. Asrori. Sebelumnya, Asrori diyakini sebagai Mr. XX, berdasarkan tes DNA akhirnya diketahui sebagai Mr. X yang jasadnya ditemukan di pekarangan belakang rumah orangtua Very Idam Henyansyah alias Ryan.

Ketua majelis hakim, Kartijono, usai persidangan menyebutkan keputusan untuk meneruskan atau menghentikan perkara bukanlah kewenangan pengadilan. “Itu tergantung pada (jaksa) penuntut umum. Pengadilan tinggal ikut saja,” ujarnya.

Kartijono kembali menegaskan jika majelis hakim tetap berpegangan pada fakta-fakta yang muncul dalam persidangan. “Tidak bisa serta merta dihentikan,” katanya.

Ia menjelaskan, selama ini dirinya juga belum mengetahui adanya preseden untuk menghentikan pengadilan termasuk saat yurisprudensi dakwaan dinilai lemah. “Kecuali mendeponer, seperti terjadi walaupun seseorang salah namun untuk kepentingan negara bisa menghentikan pengadilan,” ujar Kartijono.

Salah seorang anggota JPU, Yusup, saat dimintai komentarnya menolak untuk memberikan keterangan. Ia juga belum mau menyebutkan siapa saja saksi yang akan dihadirkannya pada persidangan selanjutnya.

Dalam persidangan tersebut, dihadirkan saksi mahkota, Imam Hambali alias Kemat yang kini masih jadi terpidana dengan vonis 17 tahun penjara dalam kasus tersebut. (sof/rn)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.