Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2008

Kapolda Akui Salah Tangkap

SURABAYA — Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) mengaku salah tangkap, setelah memastikan belum ada kaitan antara Kemat cs dengan dua tersangka Rudi Hartono dan Jhoni Kristanto dalam kasus pembunuhan Fauzin Suyanto. “Kami belum menemukan ada kaitan antara Kemat dengan Rudi dan Jhoni,” kata Kepala Polda (Kapolda) Jatim Irjen Herman Suryadi Sumawiredja di Surabaya, Jumat (24/10). Meskipun tidak secara tegas mengakui adanya salah tangkap, namun Kapolda menyatakan kasus pembunuhan Fauzin tidak ada kaitannya dengan kasus yang menimpa Kemat cs. Menurut Kapolda, hingga kini Polda Jatim masih menganggap hanya dua tersangka yang terlibat dalam kasus pembunuhan Fauzin.Keduanyapun masih diperiksa secara intensif di kantor Polda Jatim, termasuk saksi-saksi yang mengetahui kejadian tersebut. “Perkembangan terakhir tim penyidik telah menemukan sebuah besi yang didiuga dijadikan alat membunuh Fauzin,” ujar Herman. Adanya salah tangkap juga semakin kuat karena sejumlah anggota polisi di jajara...

Pembunuh Fauzin Dicemooh

‘Banci Aja Mau Jadi Artis!’ JOMBANG - Polda Jatim menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan Fauzin Suyanto di kebun tebu Desa Braan, Desa/Kec. Bandar Kedungmulyo, Jombang, Kamis (23/10) kemarin. Langkah ini untuk mencocokkan pengakuan para tersangka yaitu Rudi Hartono alias Rangga dan Joni Irwanto, dengan fakta di lapangan. Pantauan di lokasi rekonstruksi kasus ini, kedua tersangka tiba dikawal ketat puluhan petugas kepolisian. Rekaulang dipimpin Kasat I Pidum Ditreskrim Polda Jatim AKBP Susanto. Terlihat pula ratusan warga antusias menyaksikan proses rekonstruksi. Namun mereka tidak bisa mendekat ke lokasi karena polisi menutup akses masuk menuju kawasan persawahan itu. Warga hanya berkumpul di sepanjang Jalan Raya Kujang, Jombang. Lokasi rekonstruksi yang berjarak 50 meter dari jalan raya itu sekarang berubah menjadi kebun jagung. Bukan lagi kebun tebu seperti saat dilakukan pembunuhan pada 29 September 2007 lalu. Saat rekonstruksi, Rudi warga Dusun Purworejo Desa Karangpakis Kec. Purw...

Polda Bantu Kemat Cs

SURABAYA—Imam Hambali, David, dan Sugik, akhirnya menemukan jalan untuk bebas. Hal itu setelah Polda Jatim memenuhi permintaan korban salah tangkap dalam kasus pembunuhan “Asrori” itu untuk menyerahkan bukti hasil tes DNA jenazah Asrori maupun Fauzin Suyanto yang akan digunakan sebagai novum dalam sidang dengan terdakwa Sugik di PN Jombang, Kamis (23/10) hari ini dan sidang PK Senin mendatang. Bahkan Polda juga menyiapkan saksi ahli untuk membantu proses hukum mereka. Kesanggupan Polda itu disampaikan dalam pertemuan antara Kapolda Jatim Irjen Pol Herman Surjadi Sumawiredja dengan keluarga Kemat Cs di Mapolda Rabu (22/10) kemarin. Pertemuan yang berlangsung sejak pukul 13.00 WIB itu dihadiri tiga keluarga korban yakni Siti Rochanah (ibunda David Eko Priyanto) dan suaminya, Sulistyowati (ibunda Maman Sugianto alias Sugik), serta Ika Lisnawati dan Suci (keponakan Imam Hambali alias Kemat). Dalam pertemuan itu, Kapolda didampingi Wakapolda Jatim Brigjen Pol Sugiyono, Direskrim Kombes Pol ...

Kemat dan Sugik Siapkan Gugatan

10 Polisi Terancam Tersangka JOMBANG—Keluarga Imam Hambali alias Kemat (31), David Eko Prianto (19), dan Maman Sugianto alias Sugik (28), berencana menggugat keluarga Asrori. Pasalnya, gara-gara ulah mereka Kemat Cs harus mendekam di bui sekaligus menanggung beban tuduhan sebagai “keluarga pembunuh”. Untuk itu Kemat Cs mendesak agar keluarga Asrori segera meminta maaf lantaran telah menebar fitnah dan melakukan intimidasi terhadap tiga korban salah tangkap tersebut. Sumarmi (41), kakak kandung Kemat, mengatakan, keluarga Asrori harus minta maaf setelah pembunuh yang sebenarnya mayat di kebun tebu tertangkap. Mayat itu sendiri akhirnya diketahui bukan jasad Asrori tapi jenazah Fauzin Suyanto. Menurut dia, sejak Kemat dibui atas kasus pembunuhan Asrori, pihak keluarganya selalu dimusuhi para tetangga. Dan semua itu karena fitnah keji yang dilakukan keluarga Asrori. “Saya sering disebut keluarga pembunuh oleh sebagian besar masyarakat. Ini beban berat. Saya minta keluarga Asrori segera mi...

Tak Tahan Siksa, David Cokot Sugik

JOMBANG—Sidang lanjutan Peninjauan Kembali (PK) perkara pembunuhan “Asrori”-—yang jenazahnya kemudian dikenali sebagai Fauzin Suyanto—menghadirkan terpidana 17 tahun Imam Hambali alias Kemat (32) dan terpidana 12 tahun David Eko Prianto (19), di Pengadilan Negeri (PN) Jombang, Senin (20/10) Kemarin. Saat menuju ruang sidang dua terpidana memberi pernyataan mengejutkan. David mengaku disiksa dan diteror. Begitu pula Kemat mengaku mendapatkan bogem mentah dari aparat polisi. Karena itu, dua terpidana perkara “Asrori versi kebun tebu” ini akhirnya terpaksa melibatkan Maman Sugianto alias Sugik (28) warga Dusun Kalangan, Desa Kalang Semanding, Kec. Perak, Kab. Jombang, dalam kasus pembunuhan itu. Sebab, keduanya sudah tidak tahan lagi dengan siksaan dan teror bahwa keluarganya akan dihabisi bila mereka tidak mengaku soal keterlibatan Sugik. “Saya terpaksa nyokot Sugik. Kalau tidak keluarga saya akan dihabisi,” kata David kepada wartawan, saat dibawa aparat kepolisian masuk ruang sidang. Da...

Masak Lembeng Bisa Membunuh?

SELAIN pihak keluarga, tetangga tersangka pembunuh Fauzin Suyanto juga kaget dengan ditangkapnya Rudi Hartono. Maklum, di kampungnya, Rudi dikenal sebagai anak pendiam. Karena itu sebagian besar tetangga tak percaya Rangga, sapaan akrab Rudi Hartono, pelaku pembunuhan Fauzin. “Saya lihat beritanya di TV dan koran, tapi nggak nyangka kalau yang membunuh ternyata tetangga saya sendiri. Aneh aja mas, wong Rangga itu sangat pendiam,” kata Abdul Ghofur (37) salah satu tetangga Rudi di rumahnya, Ahad (19/10) kemarin. Ghofur menambahkan, secara fisik Rangga dinilai para tetangganya tidak mungkin melakukan perbuatan keji, seperti membunuh, tersebut. “Anaknya lembeng. Banci. Masak anak gitu bisa membunuh,” katanya. Sebi (63), ayah kandung Rudi, lebih kaget lagi saat tahu anaknya ditangkap karena kasus pembunuhan. Dia mengaku tahu jika anaknya ditangkap bukan dari aparat kepolisian melainkan dari tetangga lain. “Kemarin Bu Kasun yang memberitahu. Katanya melihat anak saya di TV sedang ditangkap ...

Kemat-Sugik Bisa Tuntut Rp 15 M

JAKARTA — Imam Hambali alias Kemat, David, dan Sugik, diperkirakan bebas pasca-sidang peninjauan kembali (PK). Apalagi Kejaksaan Agung (Kejagung) siap membantu proses hukum Kemat Cs setelah penangkapan Rudi Hartono yang diduga sebagai pelaku kasus pembunuhan Fauzin Suyanto. JAM-Pidum Kejagung, Abdul Hakim Ritonga, mengatakan, pihaknya tidak akan memperumit proses hukum Kemat Cs jika temuan tersangka baru tersebut memang pembunuh Fauzin. Bahkan, pihaknya siap memberikan tuntutan bebas kepada Maman Sugianto alias Sugik yang tengah menjalani sidang di PN Jombang. Selain itu, mereka memberikan kesempatan kepada Kemat dan David untuk bebas melalui mekanisme PK. ‘’Tapi saya lihat dulu (faktanya),’’ kata Ritonga. Bahkan, hak Kemat Cs bukan hanya bebas. Sejumlah kalangan menilai mereka bisa menuntut ganti rugi ke pihak kepolisian dengan jumlah materil sebesar Rp 15 miliar. “Jumlah itu seperti yang diminta korban salah tangkap di Inggris pada tahun 1999. Tujuannya, untuk syok terapi kepolisian ...

Dibunuh Hanya karena Rp 22 Ribu

Polisi Buru Pasangan Gay Rudi Hartono SURABAYA—Rudi Hartono alias Rangga (21)—tersangka kasus pembunuhan Fauzin Suyanto alias “Asrori versi kebun tebu”—ternyata membunuh korbannya hanya gara-gara uang Rp 22 ribu. Rudi yang gay geram sebab Fauzin semula berjanji membayar layanan seksualnya sebesar Rp 100 ribu. “Karena hanya dibayar satu lembar uang Rp 20 ribu dan dua lembar seribuan dia marah dan melakukan pembunuhan itu,” kata kuasa hukum Rudi, Sunarno Edi Wibowo, saat ditemui wartawan usai menemui kliennya di Mapolda Jatim, Jl. Ahmad Yani, Surabaya, Ahad (19/10) kemarin. Sebenarnya perubahan harga itu terjadi sebelum terjadi hubungan seks. Rudi pun sudah menerima uang itu. Namun saat melakukan hubungan seksual sesama jenis tersebut ternyata Fauzin tak kunjung ejakulasi hingga membuat Rudi emosi. “Wis mbayare semono kok gak metu-metu (hanya membayar sebesar itu kok tidak segera ejakulasi, Red.),” kata Edy menirukan perkataan Rudi. Dia pun lantas menyudahi hubungan seksual itu sebelum t...

Keluarga Fauzin Syukuran

NGANJUK— Tertangkapnya Rudi Hartono disambut gembira keluarga Fauzin Suyanto. Salah seorang kakak Fauzin, Sudarwoto, mengaku, sejak awal keluarganya yakin cepat atau lambat pembunuh adiknya pasti akan tertangkap. “Saya sudah ditelepon oleh Polda (Jatim) soal tersebut, sekalipun ini belum resmi. Terus terang saya dan semua keluarga merasa bahagia dan bersyukur jika dia memang benar pembunuhnya,” ujar Sudarwoto saat ditemui di kediamannya di Nganjuk Sabtu kemarin. Dia juga menyampaikan terima kasih pada pihak kepolisian yang mengungkap pembunuhan Fauzin. Sudarwoto menyatakan, pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya hukuman pembunuh adiknya sesuai mekanisme hukum yang berlaku. “Kami sama-sama manusia, jika memang sudah takdir adik saya (Fauzin) begitu ya harus diterima, namun untuk masalah hukumnya kami serahkan pada polisi,” katanya, pasrah. Untuk itu keluarga almarhum Fauzin juga akan menggelar acara syukuran di rumah orangtua korban di Jalan MT. Haryono I Nomor 25, Kelurahan Ploso, Kabup...

Pembunuh ‘Asrori’ Dibekuk

SURABAYA — Misteri kasus pembunuhan “Asrori versi kebun tebu” akhirnya terungkap. Pelaku pembunuhan—yang jenazahnya kemudian diketahui sebagai Fauzin Suyanto warga Nganjuk— itu diduga bernama Rudi Hartono (21). Warga Purwoasri, Kediri. Pemuda ini ditangkap aparat Polda Jatim di tempat kosnya, di kawasan Daleman Sidoarjo, Sabtu (18/10) kemarin sekitar pukul 03.30 WIB. Penangkapan Rudi ini secara otomatis menguatkan dugaan jajaran Polres Jombang telah melakukan salah tangkap dalam kasus ini, sebab selama ini polisi meyakini pelaku pembunuhan jenazah yang ditemukan di kebun tebu Dusun Braan, Desa Bandar Kedungmulyo, Jombang, pada 29 September 2007 itu, adalah Imam Hambali alias Kemat (31), David Eko Prianto (21), dan Sugik. Kemat malah sudah divonis 17 tahun penjara, David 12 tahun penjara, dan Sugik masih dalam proses persidangan di PN Jombang. Kini mereka mengajukan peninjauan kembali (PK) atas kasus tersebut. Sidang PK saat ini digelar di PN Jombang. “Dia ditangkap di Sidoarjo. Sekaran...

Nyai Shofiyah , Ibunda Cak Anam Berpulang

Cagub Jatim Khofifah pun Bertakziah JOMBANG — Ibunda Drs H Choirul Anam, Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), Nyai Hj Shofiyah binti KH Mansur (84), berpulang ke Rahmatullah, setelah mendapatkan perawatan intensif di RSUD setempat, Rabu Pagi (18/10) kemarin. Ibu kandung Cak Anam —panggilan akrab Choirul Anam ini— meninggal dunia pada pukul 06.00 WIB, setelah sembilan jam berjuang dengan penyakit stroke di ruang rawat intensif Paviliun Flamboyan RSUD Jombang. Tidak ada tanda-tanda saat nafas ibunda Cak Anam ini berhenti. Bahkan, sesaat sebelum meninggal dunia, beberapa adik kandung Cak Anam yang sedang menunggu di rumah sakit, tak ada yang mengetahui jika nyai Hj. Shofiyah sudah mengembuskan nafas terakhir. “Saat sebelum meninggal dunia, kondisi kesehatannya sudah normal, tapi belum ada satu jam Ibu sudah meninggal,” tutur H Muchtazuddin, adik bungsu Cak Anam ini, usai jenazah di makamkan. Muhtazuddin mengisahkan, sebelum meninggal dunia, Ibu kandung tokoh nasional i...

Lima Fraksi Sepakat Dua SKPD 'Dibubarkan'

JOMBANG – Lima Fraksi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jombang, menyepakati pembubaran dua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkup pemerintahan kabupaten Jombang, Rabu Siang (15/10) kemarin. Dua SKPD yang dibubarkan tersebut yakni Dinas Pasar dan Badan Keluarga Berencana(BKB). Hal itu terungkap dalam pembahasan rancangan peraturan daerah (raperda) tentang kelembagaan daerah di gedung DPRD Kabupaten Jombang, kemarin. Bahwa mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007, tentang struktur organisasi daerah. Lima Fraksi sepakat untuk membubarkan Dua satuan dinas tersebut, dengan alasan untuk menekan biaya anggaran. “Karena sudah tidak efektif, dua satuan dinas itu layak dibubarkan, ini juga sudah sesuai dengan PP 41 tentang struktur organisasi daerah,” jelas Syaihul Atho', anggota Komisi A DPRD Jombang, saat ditemui usai paripurna di gedung DPRD, kemarin. Menurut Atho'-panggilan akrab-Syaiful Atho', dua dinas yang sudah ditetapkan untuk dibub...

Menelisik Makam Mbah Sayyid Sulaiman

Kerap Diserbu Para Pendamba Jodoh JOMBANG - Makam Mbah Sayyid Sulaiman sering kali dikunjungi para peziarah dengan berbagai kepentingan, salah satunya ingin segera mendapatkan jodoh. Puncak kunjungan terjadi pada malam Jumat Legi. Makam Mbah Sayyid Sulaiman di Dusun Rejo Slamet, Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Jombang semakin ramai dipadati pengunjung. Mereka tidak hanya dari wilayah sekitar seperti Kediri, Blitar, Madiun, Trenggalek, Pasuruan hingga Banyuwangi, juga dari luar Jawa Timur seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat. Bahkan Sulawesi dan daerah-daerah lain. Apa yang membuat mereka tertarik? Masing-masing pengunjung punya keyakinan berbeda ketika berziarah ke makam tersebut. Ada yang mengaku pingin mendapat berkah sehingga cepat mendapat jodoh, pingin sukses usahanya, terlepas dari semua masalah yang dihadapi, dan masih banyak alasan lainnya. Kompleks makam yang luasnya sekitar dua hektare itu sebenarnya terletak persis di perbatasan antara Dusun Rejo Slamet dan Desa Betek. Tet...

Mr X Dikubur Polda, Keluarga Asrori Cuek

JOMBANG – M Jalal, (57), ayah kandung Mayat Mr X alias Moh Asrori, (24), tetap dingin menaggapi rencana pemakaman anaknya oleh pihak Polda Jatim. Sebab, Jalal sendiri tetap yakin jika mayat yang ada di belakang rumah Very Idam Henyansyah alias Ryan, (30), tersebut bukan anak kandungnya. “Ya biar saja, kalaupun pihak kepolisian mau memakamkan Mr X ya sukur, itu kan sudah menjadi tugas Polisi. Wong mayat itu bukan mayat anak saya kok,” ujar, M Jalal, pada Duta melalui Baharuddin, (34), yang mengaku sebagai juru bicara keluarganya, Jum'at Sore (10/10) kemarin. Melalui Baharuddin, Jalal mengatakan, jika pihak keluarga sudah tahu tentang informasi rencana Polda Jatim memakamkan Asrori. Namun, pihaknya juga belum mengetahui persis lokasi pemakaman anak bungsu pasangan Jalal dan Dewi Muntari (54) itu. Takl hanya itu, melalui Baharuddin, Jalal juga menyampaikan, jika semua keluarga sudah merelakan sepenuhnya mayat Asrori, yakni mayat yang diketemukan di kebun tebu di bawa oleh keluarga Fau...

Ayah Asrori Tak Tahu Mayat Anaknya

JOMBANG - Sidang lanjutan perkara 'Asrori versi kebun tebu' di PN Jombang menghadirkan saksi orang tua Asrori, M. Jalal, (57), dan penemu mayat H Ishak Hidayat, dan Marsugik, Kamis (9/10) kemarin. Yang menarik, saksi M. Jalal ternyata lebih sering mengatakan tidak tahu sejumlah fakta dalam kasus tersebut. Ada kesan kesaksian diarahkan sesuai materi BAP. Karena itu, M. Dhofir, pengacara terdakwa Maman Sugianto alias Sugik, menilai saksi yang diajukan dalam persidangan dipaksakan. “Hampir semua keterangan saksi yang dihadirkan tidak relevan karena semuanya tidak tahu persis kasus ini,” kata M. Dhofir, pada wartawan di Pengadilan Negeri (PN) Jombang, usai persidangan, sore kemarin. Dhofir mengatakan, tiga saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) banyak menjawab tidak tahu. Keterangan mereka justru tidak sinkron dengan pengakuan sebelumnya. M. Jalal ketika memberikan kesaksian di persidangan juga kelihatan dituntun. Padahal, lanjut Dhofir, saat Majelis Hakim menanyakan seput...

Menengok Tradisi Pesta Petasan Terbesar Di Jombang

Tinggalkan Ladang, Demi Tradisi JOMBANG – Tradisi perang petasan yang sudah berjalan selama puluhan tahun di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Kebupaten Jombang, seakan tak bisa di patahkan dengan hanya melakukan razia dan perampasan. Praktis, upaya aparat kepolisan Resort Jombang, yang melakukan razia hingga memnciptakan efek jera terhadap sejumlah peracik petasan di sejumlah wilayah tersebut, tak mampu membendung tradisi dan aktivitas warga Desa Keras Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang, untuk tetap meracik bahan-bahan petasan. Ditambah lagi, masuknya bulan Ramadhan. Sejumlah warga yang berprofesi sebagai petani ini, mulai berbalik arah menjadi peracik petasan demi tetap mempertahankan tradisi pesta petasan dan generasi hidup keluarga. Tak ayal, selama sepekan sebelum masuk bulan puasa dan sesudah lebaran, setiap rumah sudah mempunyai petasan dalam jumlah yang sangat banyak. Mulai dari jenis kembang api, sreng dor, letek sampai jenis petasan besar yang berderat panjang di sepanjang gang sem...

Menengok Aktivitas Santri Ponpes Tertua di Jombang

Bertasbih Sambut Tradisi Lebaran Ketupat JOMBANG – Sekaan menjadi sebuah tradisi yang tak terpisahkan, kala di bulan Ramadhan sebuah aktivitas keagamaan harus dilakukan. Apalagi, derasnya arus urbanisasi yang terbawa oleh hingar bingar mudik-balik lebaran, mengancam keteguhan pendirian menegakkan Syariat Islam yang di bangun sejak 1825 itu. Mengaji kitab kuning. Tadarus. Berdzikir dan berkreasi menghadapi perkembangan jaman, tetap menjadi tugas berat mempertahankan citra Pondok Pesantren Bahrul Ulum sebagai pondok salaf yang dikenal sebagai cikal bakal keberadaan ponpes di Jombang. Seperti halnya di dalam menyabut Lebaran Ketupat yang jatuh pada H+7 usai lebaran ini. Sebagai tradisi syukur para santri Pondok Pesantren tertua di Jombang ini, melakukan berbagai aktivitas dengan membersihkan masjid, ruang ponpes bahkan membuat ketupat, menjadikan aktivitas Ponpes yang di asuh oleh KH Abdul Nashir Abdul Fatah ini, tak mati setelah di tinggal mudik oleh 7 ribu santrinya. Meski begitu, aktiv...