
Tak disangka, Mantan Mentri Pemberdayaan Perempuan era Gus Dur, Khofifah Indar Parawansa akhirnya mampu mengukir sejarah baru sebagai gubernur perempuan pertama di wilayah Jawa Timur (Jatim). Bahkan Khofifah bersama pasangannya, Cawagub Mudjiono, berhasil unggul dalam penghitungan cepat (quick count) hasil Pilgub Jatim yang dilakukan sejumlah lembaga survei independen, Selasa (4/11) kemarin.
Berdasarkan hasil penghitungan cepat yang dilakukan Lembaga Survey Indonesia (LSI) atas 99% suara yang masuk, rival Ka-Ji, yakni pasangan Soekarwo-Saifulloh Yusuf (KarSa) memperoleh 49,48% suara, sedang Ka-Ji memperoleh 50,52% suara.
Begitu pula Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Danny JA dengan suara masuk 99,75%, Ka-Ji mendapat 50,76% suara, sedang KarSa 49,24% suara, dan Lembaga Survei Nasional (LSN) Ka-Ji 50,71 % suara, KarSa 49,29 % suara. Lalu Puskaptis (Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis) pasangan Ka-Ji 55.663 suara atau 50.83%, sedangkan pasangan KarSa 53.853 suara atau 49.17%.
Direktur riset Lingkaran Survei Indonesia, Eka Kusmayadi, dalam konferensi pers di Hotel J.W. Marriott, mengatakan, dari 38 kabupaten/kota di Jatim, Ka-Ji unggul di 21 daerah (lihat grafis). Pantauan di lapangan malah menunjukkan kedigdayaan pasangan Ka-Ji hampir merata di Jawa Timur. Pasangan Khofifah-Mudjiono misalnya menang telak di Tuban. Ka-Ji menyapu bersih suara di TPS 11 Pondok Pesantren Langitan Kecamatan Widang Tuban yang juga terkenal sebagai basis PKNU. Dari hasil penghitungan di lokasi pondok yang diasuh oleh KH Abdullah Faqih ini, pasangan Ka-Ji mendapatkan 377 suara, sementara KaSa hanya 8 suara. Ketua KPPS 11, Abdul Muis, mengatakan, kemenangan Ka-Ji mutlak karena dari 385 suara yang sah 95% didapat oleh Ka-Ji.
“Ya karena di TPS ini ada Kiai Kharismatik dari PKNU,” kata Abdul Muis. Secara keseluruhan di Tuban Ka-Ji menang telak dengan 98.978 suara, sedang KarSa memperoleh 67.292 suara.
Begitu pula di Kab. Kediri. Seperti diprediksi sejak awal, pasangan Ka-Ji unggul. Data yang masuk Panitia Pengawas (Panwas) Pilgub Kabupaten Kediri hingga pukul 18.20 WIB, Ka-Ji mendapat 321.978 suara atau sebesar 53,78%. Hasil tersebut diperoleh dari daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 1.210.892 suara yang tersebar di 2.600 tempat pemungutan suara (TPS). Sedang pasangan KarSa hanya meraup 276.708 atau 46,22%. Sisanya tidak sah, serta golput sebesar 49,36%.
Lalu di wilayah Kota Kediri pasangan Ka-Ji juga terlihat unggul di beberapa tempat, contohnya di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Kediri, Jl. Jaksa Agung Suprapto, Mojoroto, Kota Kediri. Di TPS 22 Lapas Kediri tersebut, pasangan Ka-Ji mendapatkan 91 suara, lebih tinggi dibanding pasangan KarSa yang hanya 61 suara. Sedangkan, di TPS 23, yang diperuntukkan bagi penghuni Lapas Kediri yang sebelumnya tidak masuk dalam DPT, pasangan Ka-Ji hanya meraup sembilan suara, sementara KarSa unggul dengan 12 suara.
“Namun, setelah ditotal, di sini Ka-Ji unggul dengan perolehan 100 suara, sedang KarSa hanya 73 suara,” kata Ketua Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) Lapas Kediri, Edy Subiantoro.
Secara keseluruhan di Kota Kediri KarSa unggul dengan 64.245 suara, Ka-Ji 51.338 suara. Ka-Ji juga digdaya di Lamongan. Di daerah yang dipimpin Bupati Masfuk dari PAN ini, Ka-Ji meraup 322.169 suara atau dalam hitungan cepas LSI 54,31%. Sedangkan KarSa 250.582 suara, di mana dalam hitungan cepat LSI 45,61%. Bahkan menang telak di TPS IV Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan. Di daerah Amrozi ini, pasangan nomor satu mengumpulkan 135 suara. Sedang KarSa hanya didukung 47 suara. Dari 386 daftar pemilih tetap (DPT) di TPS, di mana Amrozi tercatat sebagai salah satu DPT, suara yang tidak sah sebanyak 12 suara. Padahal daerah ini dikenal sebagai kantong suara KarSa. Lalu di TPS I desa setempat pasanan Ka-Ji meraih 190 suara, KarSa memperoleh 62 suara dan tidak sah 7 suara. Di TPS II Ka-Ji memperoleh 195 suara KarSa mendapat 343 suara dan tidak sah sebanyak 2 suara. Di TPS III Ka-Ji mendapat 160 suara dan KarSa memperoleh 32 suara dan tidak sah sebanyak 8 suara sehingga total perolehan suara di Desa Tenggulun Ka-Ji 680 suara, KarSa 184 suara dan tidak sah 29 suara, dari 1.520 DPT. Di TPS IV Desa Tenggulun, Amrozi masuk dalam DPT. Selain Amrozi juga menantunya, ibunya Ny Tariyem, serta adiknya Ali Imron (Ale) terpidana seumur hidup kasus Bom Bali I. Dari keluarga Amrozi tersebut, tidak ada yang memanfaatkan hak pilihnya.
“Mungkin karena takut dijepret wartawan,” celetuk salah satu pengunjung TPS.
Sementara kakak Amrozi Ustadz Khozin dan ustadz Ja'far Shodiq tercatat dalam DPT TPS I Desa Tenggulun. Hanya ustadz Khozin yang memanfaatkan hak pilihnya pada Pilgub Jatim putaran kedua kemarin.
“Jadi dari keluarga Ponpes Al-Islam hanya Ali Ghufron yang tidak tercatat dalam DPT di Desa Tenggulun. Pak Ja'far tidak hadir, kalau Pak Chozin hadir,” kata salah satu petugas di TPS I Tenggulun.
Suara Perempuan
Ka-Ji juga menang di Kab. Mojokerto. Hasil penghitungan suara dari 18 kecamatan pasangan Ka-Ji mendapatkan 238.436 atau 52,03 persen suara. Sedang KarSa 219.790 atau 47,96 persen. Dari 18 kecamatan itu, KarSa hanya menang tipis di 4 kecamatan yakni di Dawarblandong, Kemlagi, Sooko, dan Gondang.
Koordinator Tim Pemenangan KarSa dari Rakyat Peduli Kemiskinan (RPK) Kabupaten Mojokerto, Syamsul Hadi, mengaku sudah berusaha maksimal memenangkan KarSa. "Kita memang tidak bisa mengubah fanatisme perempuan pilih perempuan," kata Syamsul.
Ia juga mengaku pada Pilgub Jatim putaran kedua ini, partisipasi perempuan untuk datang ke TPS memang sangat tinggi, sehingga dapat mendongkrak suara Ka-Ji. "Apalagi ditunjang dengan semangatnya Muslimat NU," ujar Syamsul. Sedang di Kota Mojokerto dimenangkan KarSa. Di dua kecamatan itu, KarSa mendapatkan 27.958 suara dan Ka-Ji mendapatkan 24.697 suara. Pasangan Khofifah-Mudjiono juga menguasai wilayah Kab. Malang Raya. Pantauan Duta-di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Malang Ka-Ji menang terhadap KarSa.
Bahkan dari sepuluh kecamatan yang telah menyelesaikan penghitungan, Karsa hanya berjaya di Kecamatan Lawang dengan komposisi perolehan suara Ka-Ji 13.412, Karsa 16.742, suara tidak sah 1.413, sedangkan tingkat kehadiran pemilih di gerbang masuk Kabupaten Malang ini sebesar 42,47%.
Sementara Ka-Ji berjaya di Kecamatan Turen, Gondanglegi, Kalipare, Pakisaji, dan Kecamatan Pakis. Di kecamatan lain, meski hasil penghitungan suara belum selesai, tapi pasangan Ka-Ji unggul tipis atas KarSa.
Lalu di Kota Malang, menurut Priyatmoko Oetomo, Sekretaris PDIP Kota Malang yang juga Ketua DPRD, dari hasil laporan tim PDIP yang diterjunkan ke semua TPS, untuk sementara pasangan Ka-Ji menang hampir di semua kelurahan. Pihaknya, menurut Moko, panggilan akrab pria murah senyum ini, memang sengaja menerjunkan tim untuk memantau langsung Pilgub karena merupakan instruksi partai.
“Kalau sudah menjadi garis partai, apa pun akan kami lakukan termasuk mengamankan Cagub yang didukung partai”, katanya.
Yang lebih mengejutkan lagi pasangan Ka-Ji menang mutlak di semua TPS di mana semua kepala daerah memberikan suaranya. Di TPS 9 di mana Walikota Malang Peni Suparto mencoblos, pasangan Khofifah menang, hal itu juga terjadi di TPS 16 Kelurahan Lowokwaru di mana Priyatmoko mencoblos. Di TPS Wawali Bambang Priyo Utomo, Ka-Ji juga menang.
Sementara di Kabupaten Malang di TPS Bupati Malang dan Wakil Bupati Rendra Kresna memberikan suranya Ka-Ji menang meskipun tipis. Sedang di Batu, Ka-Ji menang dengan 9.215 suara, sedang KarSa 8.967 suara. Selain itu Trenggalek juga dikuasai Ka-Ji dengan 152.921 suara, KarSa 122.008 suara. Lalu Jember 361.373 suara, KarSa 264.584 suara.
Figur Perubahan
Sementara itu penghitungan cepat Puskaptis, kata Direktur Eksekutif Puskoptis, Ir Husin Yazid MSi, pasangan Ka-ji unggul di 20 Kab/Kota, yaitu Kab. Banyuwangi, Kab. Blitar, Kab. Bojonegoro, Kab. Gresik, Kab. Kediri, Kab. Lumajang, Kab. Malang, Kab. Nganjuk, Kab. Ngawi, Kab. Pamekasan, Kab. Pasuruan, Kab. Probolinggo, Kab. Sampang, Kab. Sumenep, Kab. Situbondo, Kab. Trenggalek, Kab. Tulungagung, Kota Blitar, Kota Kediri, dan Kota Surabaya.
“Kemenangan Ka-ji banyak dipengaruhi dari sumbangan suara PDIP, kerja keras Khofifah dan Mudjiono, banom NU dan masyarakat Jatim yang menginginkan figur pemimpin baru atau perubahan,” tegas Husin Yazid.
Sementara keunggulan KarSa didapatkan di 18 Kab/Kota. Di antaranya Kab. Bangkalan, Kab. Bondowoso, Kab. Jember, Kab. Jombang, Kab. Lamongan, Kab. Madiun, Kab. Magetan, Kab. Mojokerto, Kab. Pacitan, Kab. Ponorogo, Kab. Sidoarjo, Kab. Tuban, Kota Batu, Kota Madiun, Kota Malang, Kota Mojokerto, Kota Pasuruan, dan Kota Probolinggo.
Sementara penghitungan cepat yang dilakukan Lembaga Survey Indonesia (LSI), hasilnya juga tidak jauh berbeda, yaitu Khofifah unggul tipis atas Pakde Karwo.
“Kaji mendapatkan 48.829 suara atau 50,44 persen dan Karsa mendapatkan 47.974 suara atau 49.56 persen. Selisihnya cuma 0,98 persen,” terang Peneliti LSI Jakarta, Moh. Adam Kamil saat menggelar jumpa pers di Hotel Mercury Surabaya kemarin.
Menurut Adam Kamil, kemenangan Ka-ji pada putaran kedua ini banyak disebabkan Ka-Ji mampu mengambil hati dan meyakinkan suara pemilih mengambang (swing votter) yang jumlahnya diperkirakan mencapai 8-9 persen.
“Keunggulan Kaji atas Karsa diperoleh di daerah Arekan, sebesar 52,55 persen berbanding 47,45 persen dan di daerah Pantura sebesar 58,73 persen berbanding 41,27 persen,” ujarnya
Sedangkan kemenangan KarSa diperoleh di daerah Pendalungan, sebesar 50,85 persen dibanding 49,15 persen. Kemudian di daerah Madura, 56,30 persen berbanding 43,70 persen dan daerah Mataraman, 50,79 persen berbanding 49,21 persen. “Kendati keunggulan Kaji atas KarSa tipis tapi hasil quick count LSI selama ini belum pernah beda dengan hasil KPU,” tegas Adam Kamil.(dikutip dari www.duta masyarakat.com)
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,