Langsung ke konten utama

Postingan

Harapan dan Harapan

PROFESI, entah apapun namannya. Baik itu Guru, Dokter, hingga ia yang bekerja sebagai perangkat negara. (Pejabat). Semua, punya harapan yang sama, yakni sejahtera. Memberi makan cukup buat keluarga, hingga bisa menumpuk sebagain harta sebagai tabungan dimasa tua. Begitulah kira-kira. Semua profesi pasti mempunyai fungsi. Mereka yang menjadi Guru, pasti ingin mempunyai banyak Murid, atau Siswa. Entah bagaimanapun caranya, mulai dari mengasah diri sendiri, hingga menciptakan kurikulum yang benar-benar mampu menarik perhatian masyarakat luas. Apalagi, seiring dengan perkembangan zaman, setiap orang pasti akan berusaha untuk tetap tidak bodoh. Memilih Guru, memilih Sekolah, dan Fasilitas, pasti akan ditempuh setiap orang yang memang benar-benar ingin maju. Intinya, tak ada kata "BODOH...!!!"  Tapi,,,,,kalau sudah tidak ada yang "BODOH...!!!". Sekolah bisa jadi sepi, dan bagaimana dengan gaji para guru??? hehehe. Selain Guru, mereka yang menjadi Dokter juga...
Postingan terbaru

“My time just for you, but this responsibility a way of life...”

“ Aku tau, kamu cemburu dengan waktu. Aku tau, perasaan curigamu melebihi kata itu. Gundah gulana kala kau menengok putaran jarum diantara deretan angka. Seolah sepi,,merajut angan yang tak pasti. Hingga kau buat semua menjadi sunyi.. Tapi, sekali lagi, maaf kan aku,,, Maaf jika aku harus menaklukkan malam ini lagi. Menaklukkan pagi, dan menaklukkan siang disaat semua orang mempunya waktu itu. Bukan berarti aku tak akan membuang sunyimu, menghapus gundahmu, dan memeluk erat curigamu. Bersabarlah, setelah ku taklukkan malam ini, aku tetap kan kembali...

4 years, a go..

Empat tahun lalu, perkembangan teknologi menuntun ceritaku ke masa kini. Empat tahun yang lalu pula, teknologi itu kemudian dapat membawa jejakku ke tanah itu. Tanah yang sampai kini aku anggap sebagai catatan sejarahku. Dimana tanah itu, jua-lah yang memberi kedamaian dan menyumbang ribuan halaman diatas kertas. Tentang kenyataan, masa dan waktu. Alur cerita yang berkreasi membentuk transkirp lugas non logis. Meski sudah banyak jejak lain yang mengukir paragraph demi paragraph disetiap nafas mereka, isinya tetap tak sejengkalpun berubah. Isi tentang nafas yang terus memburu mempertahankan semuanya dan nafas yang selalu yakin akan adanya hari esok. Diluar konteks itu, dilema dan rasa kecewa yang menganggu berjalannya rangkaian cerita ini, tetap dicaba tuk dibuang jauh-jauh. Meletakkan huruf demi huruf, kata demi kata, hingga menjadi sebuah alur cerita panjang. Bekas dan waktu yang berbeda, membuat semuanya kadang sedikit terngiang. Dan, meski jawaban itu tak dapat diutarakan, cerita i...

Phobia Si Tuyul

Phobia Si Tuyul Kunci itu terletak pada kepercayaan dan rasa penghargaan, begitulah kira-kira yang dilontarkan Budi Atmajaya, (26 tahun), Jurnalis swasta yang bertugas di salah satu kabupaten kecil, di sebuah wilayah Timur Indonesia. Budi yang mempunyai tubuh kurus nan kusam itupun berdiri ditengah keramaian. Sebuah benda serta tas besar, sesekali ia jinjing dan letakkan di punggungnya yang kian terlihat lusuh. “Ah.. semakin sepi saja, sejak sepakan karyaku tak pernah terpakai,” gerutunya, sembari sesekali menundukkan kepala. Ya, seperti itulah keseharian Budi, yang bekerja sebegai tuyul jurnalis. Menumpang nama kawan, orang lain, untuk mencari sesuap nasi. Semua aktivitas yang ia lakukan, hanya dibatasi dengan rasa saling percaya dan hubungan sosial antar sesama. Jika lingkungan sudah tidak sehat, banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Semunya bisa berubah lebih kejam dari biasanya.. “Menjadi tuyul yang diperkejakan..!! memang mengemban kepercayaan dan tanggung jawab yang sangat besar....

Mengenai Televisi “Nasional” Sepanjang 2010

Mengenai Televisi “Nasional” Sepanjang 2010 Kita berdiri di ambang peralihan dari tahun 2010 yang segera ditinggalkan menuju 2011 dalam satu hari mendatang. Sepanjang satu tahun ke belakang, media televisi kita telah memberikan warna dan pengaruh dalam berbagai perlintasan peristiwa. Dengan penetrasinya yang sedemikian kuat, kita turut menjadi manusia-manusia Indonesia yang disibukkan, dibela, dikejutkan, diadili, diganggu, maupun diuntungkan dalam terciptanya warna dan pengaruh yang ada dalam siaran televisi tersebut. Namun, apakah warna dan pengaruh itu baik adanya—atau malah buruk adanya, itulah yang ingin disasar dalam catatan akhir tahun ini. Catatan ini mewujud dari keinginan untuk menyuarakan kepentingan masyarakat akan kebutuhan tayangan televisi yang mendidik dan bermanfaat. Menyehatkan, sekaligus mencerdaskan. Beberapa hal yang tercatat di sini, tentu, tidak mungkin mengakomodasi semua perihal. Maka, selain menyadari bahwa banyak hal yang mungkin luput dicatat di sini, catata...

Harapan yang selalu berbeda

PROFESI, entah apapula namannya. Baik itu Guru, Dokter, hingga ia yang bekerja sebagai perangkat negara. Semua punya harapan yang sama, yakni sejahtera. Memberi makan cukup buat keluarga, hingga bisa menumpuk sebagain harta dimasa tua. Begitulah kira-kira yang terjadi. Semua profesi pasti mempunyai fungsi. Mereka yang menjadi guru, pasti ingin mempunyai banyak murid. Entah bagaimanapun caranya, mulai dari mengasah diri sendiri, hingga menciptakan kurikulum yang benar-benar mampu menarik perhatian masyarakat luas. Apalagi, seiring dengan perkembangan jaman, setiap orang pasti akan berusaha untuk tetap tidak bodoh. Memilih guru, memilih sekolah, memilih kurikulum, pasti akan ditempuh setiap orang yang memang benar-benar ingin maju. Intinya, tak ada kata bodoh.... tapi kalau sudah tidak ada yang bodoh, sekolah bakal sepi dong,,,,hehehehehe. Selain guru, mereka yang menjadi Dokter juga mempunyai harapan yang sama. Dengan berbekal ilmu yang diandalkannya, diapun tetap berusaha untuk memanja...