Empat tahun lalu, perkembangan teknologi menuntun ceritaku ke masa kini. Empat tahun yang lalu pula, teknologi itu kemudian dapat membawa jejakku ke tanah itu. Tanah yang sampai kini aku anggap sebagai catatan sejarahku. Dimana tanah itu, jua-lah yang memberi kedamaian dan menyumbang ribuan halaman diatas kertas. Tentang kenyataan, masa dan waktu. Alur cerita yang berkreasi membentuk transkirp lugas non logis. Meski sudah banyak jejak lain yang mengukir paragraph demi paragraph disetiap nafas mereka, isinya tetap tak sejengkalpun berubah. Isi tentang nafas yang terus memburu mempertahankan semuanya dan nafas yang selalu yakin akan adanya hari esok. Diluar konteks itu, dilema dan rasa kecewa yang menganggu berjalannya rangkaian cerita ini, tetap dicaba tuk dibuang jauh-jauh. Meletakkan huruf demi huruf, kata demi kata, hingga menjadi sebuah alur cerita panjang. Bekas dan waktu yang berbeda, membuat semuanya kadang sedikit terngiang. Dan, meski jawaban itu tak dapat diutarakan, cerita i...
Diantara Panjangnya Nafas Brantas