Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2008

Andai Ada Yang Merasa Malu Menjadi Seorang Wartawan!@!!

Performa wartawan yang biasa terkenal dengan kegagahannya, pertanyaan tajamnya, serta dengan bermodalkan notes dan kamera dikala berada di depan nara sumber, baik artis, presiden sampai seorang petani maupun pengemis. Torehan tintanya ternyata mampu untuk mengubah sejarah dan mengubah roda kehidupan sosial. Seperti jaman Budi Oetomo,, Yang arogan menjadi persuasif dan demokratis, yang kasar menjadi lembut dan pejabat korup bisa menjadi takut dan tunduk dengan wartawan. Atas itulah, maka orang yang biasa berprofesi sebagai wartawan menjadi tak pernah bisa nyenyak tidur. Baik dari pejabat setingkat lurah, camat, mantri polisi, pasti akan merasa risih terhadap wartawan jika salah satu dari mereka tak bekerja dengan benar mengurusi rakyatnya. Oleh sebab itu, sungguh sangat disayangkan pabila torehan tintanya yang sangat diharapkan jutaan masyarakat, ternyata membangkitkan amarah dan menimbulkan perpecahan serta permusuhan antar sesama. Lantaran dipicu oleh tidak jelinya seroang wartawan me...

Lagi Kebebasan Demokrasi Tercoreng

Sipil Bersenjata Bungkam Media!!! Kriminalisasi terhadap insan pers kembali terjadi, menyusul dikeluarkannya kritik yang mengarah pada kinerja Kapolda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) Irjen Pol Sisno Adiwinoto. Bahkan, buntut dari hal itu, seorang wartawan di Makassar ditetapkan sebagai tersangka lantaran telah dituding mencemarkan nama baik. Status tersangka itu ditetapkan kepada wartawan Makassar bernama Upi Asmaradhana. Penetapan status tersebut berdasarkan surat panggilan terhadap Upi untuk menjalani pemeriksaan di Mapolda Sulselbar. “Upi Kamis 13 November dipanggil sebagai tersangka,” kata Humaerah, koresponden Kantor Berita Radio (KBR) 68 H, di Makassar, Rabu (12/11/2008). Terkait hal itu, para wartawan di Makassar langsung mereaksi melakukan aksi solidaritas. Mereka mengenakan pakaian serba hitam saat melakukan peliputan. Seperti yang dilakukan oleh sejumlah wartawan saat meliput di depan kampus Universitas Negeri Makassar (Unem). Selain memakai pakaian serba hitam, mereka...

Khofifah Catat Sejarah Menjadi Gubernur Jatim

Caption : Kofifah bersama keluarga dan cawagub Mudjiono serta beberapa tim KaJi lainnya, sedang memantau tayangan televisi menganai hasil penghitungan cepat pilgub putaran 2 di kediamannya. Tak disangka, Mantan Mentri Pemberdayaan Perempuan era Gus Dur, Khofifah Indar Parawansa akhirnya mampu mengukir sejarah baru sebagai gubernur perempuan pertama di wilayah Jawa Timur (Jatim). Bahkan Khofifah bersama pasangannya, Cawagub Mudjiono, berhasil unggul dalam penghitungan cepat (quick count) hasil Pilgub Jatim yang dilakukan sejumlah lembaga survei independen, Selasa (4/11) kemarin. Berdasarkan hasil penghitungan cepat yang dilakukan Lembaga Survey Indonesia (LSI) atas 99% suara yang masuk, rival Ka-Ji, yakni pasangan Soekarwo-Saifulloh Yusuf (KarSa) memperoleh 49,48% suara, sedang Ka-Ji memperoleh 50,52% suara. Begitu pula Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Danny JA dengan suara masuk 99,75%, Ka-Ji mendapat 50,76% suara, sedang KarSa 49,24% suara, dan Lembaga Survei Nasional (LSN) ...