Phobia Si Tuyul Kunci itu terletak pada kepercayaan dan rasa penghargaan, begitulah kira-kira yang dilontarkan Budi Atmajaya, (26 tahun), Jurnalis swasta yang bertugas di salah satu kabupaten kecil, di sebuah wilayah Timur Indonesia. Budi yang mempunyai tubuh kurus nan kusam itupun berdiri ditengah keramaian. Sebuah benda serta tas besar, sesekali ia jinjing dan letakkan di punggungnya yang kian terlihat lusuh. “Ah.. semakin sepi saja, sejak sepakan karyaku tak pernah terpakai,” gerutunya, sembari sesekali menundukkan kepala. Ya, seperti itulah keseharian Budi, yang bekerja sebegai tuyul jurnalis. Menumpang nama kawan, orang lain, untuk mencari sesuap nasi. Semua aktivitas yang ia lakukan, hanya dibatasi dengan rasa saling percaya dan hubungan sosial antar sesama. Jika lingkungan sudah tidak sehat, banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Semunya bisa berubah lebih kejam dari biasanya.. “Menjadi tuyul yang diperkejakan..!! memang mengemban kepercayaan dan tanggung jawab yang sangat besar....
Diantara Panjangnya Nafas Brantas